Selasa, 25 September 2012

Kagum Menyemburu

 
Kagum Menyemburu

Sejujurnya kadang menjadi sulit melantangkan hukum "Cemburu".
Karena menyemburuimu adalah kebiasaan yang tak pernah membosankan.
Tak bisa juga dikatakan tak bisa.
Tapi menyenangkan merasakannya.
Ya, agar aku tak melulu merasa cukup menjadi begini-begini saja.
Sementara namamu terdikte tiap saat
menempel selalu pada ke-aku-anku.

Masih sungguh mengagumimu, Ayah.

Untuk Kau Di Balik Selimut


Untuk Kau Di Balik Selimut

Dimana kau letakkan tanganmu pada diriku?
Di kepala?
Pundak ?
Pinggulku ?
Di mana kau simpan aku dalam dirimu?
Otak?
Kerongkongan ?
Hati ?
Lambung ?
Kaki ?
Mungkin tanganmu cuma kekasih dua belah pipi atau aku seperti riak yang menghulu di bawah kaki.
Lantas di mana cinta harus menempati kalimat tanya?
Jawabkan pada Tuhan satu kali saja.